Jumat, 18 September 2015

FPU Indonesia VI Garuda Bhayangkara Polri


LATIHAN KEMAMPUAN DI LINGKUNGAN YANG TIDAK MEMUNGKINKAN (daerah misi)

Berdasarkan mandat yang diberikan PBB kepada FPU terutama poin 3 (tiga) yang berbunyi: “ Untuk mencegah serangan dan ancaman terhadap warga sipil yang berada dalam bahaya kekerasan fisik, bekerja sama dengan unit-unit militer hybrid dan lembaga-lembaga kemanusiaan dalam penyediaan keamanan dan perlindungan kamp pengungsi yang mengancam desa-desa dan rute migrasi di Darfur ”, dan poin 5 ( lima ) yang berbunyi: “ Melakukan tugas pengawalan untuk VIP, Pejabat Tinggi dan Delegasi “, maka personel Satuan Tugas FPU ( Formed Police Unit ) Indonesia VI melaksanakan latihan menembak dan melempar granat selama tiga hari dari tanggal 20 April sampai dengan tanggal 22 April 2014.
Latihan menembak dan melempar granat ini dapat dilaksanakan berkat kerjasama antara Satgas FPU Indonesia VI dengan Komandan Sektor Utara UNAMID dan Government of Sudan (GoS) Police serta Army.
Oleh karena suara tembakan dan ledakan dapat menimbulkan keresahan dan rasa trauma bagi masyarakat Darfur, maka dari pihak UNAMID memilihkan tempat latihan di Fashir Mountain daerah Derwar yang terletak sekitar 18 Km dari kota El Fasher Darfur berupa lahan kosong yang dikelilingi tebing.
Mengingat banyaknya jatuh korban baik dari FPU, Peace Keeping Force maupun dari staf UN akibat adanya penyergapan secara mendadak atau ambush dari movement, sebagai contoh adalah penyerangan terhadap RSA (Republic Of South Africa) di jalan SINDI-MELLIT, 50 km dari kota El-Fasher pada tanggal 8 Pebruari 2014 yang mengakibatkan terampasnya senjata sebanyak 48 pucuk dan 3 kendaraan Land Cruiser serta kejadian penyerangan markas PBB di Sudan Selatan pada tanggal 18 April 2014 yang mengakibatkan tewasnya lebih dari 20 orang warga sipil dan 70 orang terluka, maka latihan ini tetap harus dilaksanakan walaupun sebenarnya latihan kemampuan ini tidak memungkinkan untuk dilakukan karena cuaca panas yang ekstrim mencapai 48 derajat celcius dan medan latihan yang dikelililingi tebing dan bebatuan,lokasi yang jauh dari kota El Fasher sehingga tidak terjangkau oleh sarana komunikasi serta rawan akan adanyaambush dari movement. Bahkan kontingen Mesir hanya mengadakan latihan selama 30 menit dari waktu 3 hari yang diberikan oleh UNAMID karena situasi yang mereka anggap berbahaya bagi pasukannya. Sementara kontingen FPU Indonesia VI dapat menyelesaikan latihan secara maksimal dengan mengabaikan risiko yg ada.
Kontingen FPU Indonesia VI sendiri, melihat bahwa latihan menembak dan melempar granat ini merupakan sebuah tantangan dan kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Hal ini dikarenakan sebelumnya tidak ada satu kontingen pun baik militer (Peacekeeping Force) maupun kepolisian (FPU) yang diperkenankan atau pernah latihan menembak dan melempar granat sejak keberadaan UNAMID di Sudan.

“Latihan ini terasa istimewa karena semenjak penugasan pertama baik FPU maupun militer dari semua negara kontingen, baru kali inilah UNAMID memperkenankan adanya latihan menembak di daerah penugasan apalagi sampai melempar granat. Rintangan yang ada dalam berlatih kami jadikan tantangan yang harus dihadapi demi membawa nama Indonesia di dunia internasional. Mudah-mudahan hal ini menjadi awal yang baik dan dapat dilanjutkan oleh kontingen berikutnya. ” ujar Kasatgas FPU Indonesia VI AKBP Bambang Widjanarko Baiin SIK. M.Si.
Kasatgas melanjutkan, “ Kami berharap raihan prestasi yang kami capai dan berhasilnya kami dalam mengatasi rintangan dalam berlatih dan bertugas, serta adanya statement dari personel dan pejabat UN yang menyatakan FPU Indonesia adalah salah satu FPU yg terbaik di dunia dapat menjadi kado ulang tahun pada peringatan HUT Bhayangkara yang ke-68 tanggal 1 Juli 2014. Dirgahayu Polri semoga tetap jaya.”

Penulis, Kompol Indra Yanitra (Wakasatgas FPU VI)




(maaf atikel Sedang dalam proses pengumpulan bahan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar