Jumat, 18 September 2015

BADAI GURUN (HABOOB)

Haboob adalah badai pasir akibat dari angin yang bertiup kencang di wilayah gurun. Tingginya bisa mencapai 2000-3000 ft berputar menggulung di atas permukaan gurun. Biasanya badai ini selanjutnya diikuti dengan hujan angin yang sangat dahsyat. Haboob berasal dari bahasa arab “hab” yang berarti angin. Memang sepintas pemandangannya sungguh spektakuler, namun karena badai ini bermaterikan pasir yang berterbangan maka akan sangat mengganggu aktivitas di luar ruangan bahkan sampai dengan zero visibility. Haboob ini biasanya terjadi pada sore hari sebelum matahari terbenam, hari yang cerah pun tiba-tiba dapat berubah menjadi gelap hanya dalam hitungan menit. Badai ini bisa terjadi selama sekitar 1 sampai 3 jam. Pada bulan Juni-Agustus ini, haboob sedang hebat-hebatnya terjadi di wilayah Sudan.
Gara-gara haboob ini pula penerbangan pada saat saya kembali dari cuti, dari Riyadh yang seharusnya mendarat di Khartoum, sampai harus diulang 3 kali. Pukul 5.30 pagi pesawat sudah terbang meninggalkan Riyadh dan sesuai jadwal seharusnya tiba di Khartoum pukul 8. Karena Haboob yang terjadi di wilayah bandara Khartoum, maka pesawat tidak berani untuk mendarat. Situasi cukup menegangkan di dalam pesawat. Karena pesawat seakan-akan turun dengan sangat drastis yang membuat perut terasa panas. Bagaikan naik kora-kora di wahana Taman Impian Ancol. Setelah berputar-putar cukup lama di udara, pilot memutuskan untuk kembali ke Jeddah. Selesai mengisi bahan bakar dan menunggu sekitar 30 menit, pesawat kembali ke Khartoum dan ternyata Haboob masih terjadi. Jam sudah menunjukkan angka 12 siang dan pesawat kembali lagi ke Jeddah. Sampai pada sore hari pesawat baru berangkat kembali dan yang ketiga kalinya ini pesawat baru berhasil mendarat. Demikianlah adanya situasi dan tantangan alam negeri di atas gurun Sahara ini, perbedaan suhu yang ekstrim, badai gurun yang sering mengancam, dan suplai air yang terbatas, semuanya menyertai perjalanan dan liku-liku dalam bertugas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar