Selasa, 08 September 2015

For FPU’ers : Belajar dari tragedi Heskenita..


Pada saat pelatihan pra Operasi FPU di Kelapa dua, kami sempat mendapat guest speaker komandan kontingen Indonesia pada UNMIS (United Nations Mission In Sudan) AKBP Ary Laksmana, beliau menjelaskan mengenai situasi terakhir di Sudan, pada bagian terakhir beliau mejelaskan tragedy Heskenita dimana terjadi penyerangan terhadap personil African Mission In Sudan (kemudian bermetaformosa menjadi UNAMID sebagai Hybrid Mission) yang berada di site camp Heskenita di daerah Nyala, Darfur (tempat dimana FPU Indonesia akan ditempatkan).


Saya pun berupaya mendapatkan sumber – sumber data mengenai peristiwa tersebut dan menemukan AMIS News bulletin yang dikirimkan oleh rekan saya Ariek, berikut ini kejadiannya :

Pada sore hari, Sabtu 29 September 2007, segerombolan orang dengan bersenjata lengkap menggunakan 30 buah kendaraan menerobos masuk ke kamp pasukan perdamaian Uni Afrika (AMIS) yang netral, penyerangan mendadak ini tidak diduga membuat pasukan ini kalang kabut…..
penyerangan ini mengakibatkan 10 pasukan perdamaian AMIS meninggal dunia dan 1 orang dilaporkan hilang… dilaporkan juga peralatan, senjata dan kendaraan di rampas para penyerang.


Sebagai reaksi dari penyerangan ini, Sekertaris Jendral PBB Ban Ki Moon di New York mengutuk serangan yang ‘Mengejutkan dan brutal’ dan menyerukan agar siapapun yang ‘bertanggung – jawab ‘
atas penyerangan ini segera di tangkap dan diadili, ia juga mengucapkan rasa duka yang mendalam terhadap keluarga yang ditinggalkan…. Ia menegaskan kembali agar para pihak yang bertikai agar sangat memprioritaskan resolusi damai, seperti yang disepakati oleh pemerintah Sudan dan pemberontak di Libya pada 27 Oktober 2007, Uni Afrika dan PBB segera bersiap untuk bersama – sama membentuk Operasi perdamaian dalam konteks Hybrid Mission UNAMID (telah terbentuk pada tanggal 1 Januari 2008).

Penyerangan ini juga disesalkan oleh utusan special untuk Uni Afrika dan PBB yaitu Dr Saleh Ahmad Salim dan Mr Jean Aliason, mereka menyatakan penyerangan ini sebagai : ‘Tindakan pengecut terhadap keberadaan pasukan perdamaian’ dan menyuarakan agar pihak yang bertikai untuk secara serius berkomitmen terhadap proses perdamaian dan mencegah terjadinya kekerasan……


Menurut AKBP Ary Laksmana penyerangan ini diakibatkankelengahan pasukan AMIS dalam mengantisipasi serangan…. Sebelum serangan ini telah berbulan – bulan hampir setiap hari didatangi oleh sekelompok orang menggunakan kendaraan mampir untuk meminta air atau makanan serta mengobrol dengan para penjaga site camp ini, bahkan mereka diberi kesempatan untuk masuk ke dalam…. Pada saat penyerangan para penjaga site camp tidak menyangka bahwa sekelompok orang yang biasa mengunjungi mereka tiba – tiba menyerang…. Dan membunuh siapapun yang terlihat, mengambil apapun yang bisa di manfaatkan….. makanan, minuman, senjata, kendaraan dan lainnya…. Pasukan AMIS tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan perlawanan karena tidak siap sama sekali…. Mereka jadi sasaran pembantaian…. Pada saat itu adalah bulan puasa dan mereka sedang menyiapkan untuk berbuka puasa….


Learning Point untuk hal ini….. Mari para FPU’ers kewaspadaan tetap diperhatikan dalam setiap kegiatan, jangan mudah percaya dengan penduduk lokal, apalagi membiarkan mereka masuk ke dalam camp kita… dan mematuhi segala SOP (Standar Operation Procedure) berdasarkan ROE (Rule Of Engagement) yang merupakan penjabaran tugas – tugas FPU seperti tertuang di resolusi 1769 tentang UNAMID. Dengan mengikuti hal ini niscya 140 orang FPU’ers sama – sama berangkat dan sama – sama kembali dengan selamat ke Indonesia.

Sumber : https://reinhardjambi.wordpress.com/2008/03/07/for-fpu%E2%80%99ers-belajar-dari-tragedi-heskenita/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar